Namun, 4 bulan berikutnya, rasa sayang menjadi sirna dan berubah jadi kemarahan. Keponakan saya yang pulang kampung, mendapat gigitan.
Bisa jadi, sang anjing menganggap, keponakan yang berumur 8 tahun atau kelas 3 SD mengganggu saya. Anjing seperti tak terima dan menggigit keponakan yang lagi berkelakar tersebut.
Dampak lebih berbahaya, kemampuan otak untuk berfikir keponakan saya tersebut anjlok. Bisa jadi, karena pengaruh suntik anti rabies yang mempengaruhi sang anak. Akibat kasus itu, saya harus mengakhiri umur anjing tersebut.
Beruntung, tidak ada yang ribut, karena saya telah mengakhiri kehidupan makhluk Tuhan. Bisa jadi, saat itu belum ada video, media massa gratis untuk ngomong dan teknologi pendukung lainnya.
Yang tak kalah penting saat itu, belum banyak orang yang suka cari sensasi. Kalau toh ada, mereka sangat takut, sanksinya tegas dan berat.
Malahan, beberapa bulan berikutnya satu truk tentara lalu lalang di jalan raya. Mereka sengaja berkeliling mencari anjing. Baik anjing nakal, maupun yang baik-baik, jika bertemu di jalan langsung dihajar.
Tembakan demi tembakan menggelagar dan si anjing pun terkapar. Tak ada yang ribut, karena tindakan sang aparat legal. Tentara menembak anjing sesuai regulasi pemerintah yang berwenang.
Sebelumnya :
Selanjutnya :
Anjing Terbunuh, Wisata Halal Jadi Gunjingan