Kato Nan Ampek bagi Generasi Muda Minangkabau

oleh

Pemakaian tatabahasanya rapi, tetapi lebih banyak menggunakan peribahasa, seperti perumpaan, kiasan atau sindiran. Kata pengganti orang pertama, kedua, dan ketiga juga bersifat khusus.

Wak ambo atau awak ambo untuk orang pertama, gelar dan panggilan kekerabatan yang diberikan keluarga untuk orang kedua. Baliau untuk orang ketiga.

Yang ketiga kato manurun adalah bahasa yang digunakan untuk lawan bicara yang lebih muda. Seperti membujuk pada anak kecil. Sebagai saudara yang lebih tua hendaklah berbicara dengan kasih sayang, mengajarkan dengan baik.

Bukan malah membentak-bentak, atau menyuruh dengan kata-kata kasar. Biasakan menggunakan kata tolong dan terimakasih.

Untuk kata panggilan terhadap diri sendiri biasanya menggunakan kata uda, uwan, atau uni, dan lain lain.“diak, tolong balikan uda timbakau ka lapau ciek lah”

Selain digunakan untuk berbicara antara kakak kepada adik, kato manurun juga digunakan untuk mamak pada kemenakannya, gur kepada murid, dan atasan kepada bawahan.

Yang terakhir kato mandata, yaitu bahasa yang digunakan dalam komunikasi biasa dan dengan lawan bicara yang seusia dan sederajat. Selain itu, kato mandata ini juga digunakan oleh orang yang status sosialnya sama dan memiliki hubungan yang akrab.

Pemakaian bahasanya yang lazim adalah bahasa slank. Tata bahasanya lebih cenderung memakai suku kata terakhir atau kata-katanya tidak lengkap dan kalimatnya pendek-pendek.

Kata ganti orang pertama, kedua, dan ketiga juga bersifat khusus, yaitu aden atau den untuk orang pertama. Ang untuk orang kedua laki-laki. Kau untuk orang kedua perempuan. Inyo atau anyo untu orang ketiga.

Tapi fenomena yang kerap terjadi dikalangan anak muda zaman sekarang ini yaitu kurangnya sopan santun dalam berbicara. Baik itu kepada orang yang lebih muda hingga kepada orang yang lebih tua.

<<< Sebelumnya

Selanjutnya>>>

Menarik dibaca