Guru Halimah

oleh

Ada dua kantong belanja yang diberikan kasir kepada Ema kemudian diberikan kepada anaknya Randi untuk dibawa ke mobil. “Ayo Bu, kita makan dulu ke Rumah Makan Simpang Raya,” ucap Arman sambil menuju ke luar.
Tentu Guru Halimah mau saja mengikuti mereka, walaupun pikirannya kosong dan badannya ringan. Entah malu, entah apa. Pokoknya tak karuan.

“Saya tidak pernah lupa, Ibu orangnya disiplin. Masuk kelas tepat waktu, begitu juga ke luar kelas. Mengajar enak dan konsep-konsep pelajaran yang Ibu berikan cepat kami tangkap.” Arman bercerita di hadapan isteri dan anaknya sambil menunggu hidangan.

Guru Halimah mengiyakan ucapan Arman di dalam hatinya, karena sampai sekarang disiplin seperti itu masih melekat pada dirinya. “Ibu masuk kelas selalu mengucap salam. Lalu Ibu meletakkan buku di atas meja. Terus berjalan ke belakang melalui jalur bangku kami. Ibu memutar dan kembali ke depan.

Ibu menatap mata kami satu persatu. Kemudian baru menulis di papan tulis. Pertama tanggal dan judul pelajaran yang akan Ibu berikan serta tujuan yang hendak dicapai,” kata Arman menambahkan.

Halaman Berikutnya >>>

[ 1 ] [ 2 ] [ 3 ] [ 4 ] [ 5 ] [ 6 ] [ 7 ]