Kadang-kadang dia merasa berdosa pada siswanya. Dia lebih banyak sibuk dengan persiapan administrasi, dari pada mengajar di depan kelas. Mulai dari analisis SKL, KI dan KD sampai menyusun RPP dan evaluasi. Pembelajaran harus saintifik.
Penilaian harus otentik. Dan harus mencakup kepada tiga ranah:. Pengetahuan, keterampilan dan sikap. Ada istilah “base learning”, porto folio, HOT, dan entah apalagi. Semuanya membebani pikran Guru Halimah. Kadang-kadang hal itu terbawa ke dalam tidurnya. Guru Halimah sering bermimpi dan menggigau tengah malam.
Walaupun Guru Halimah sudah mendapatkan informasi, bahwa Pak Menteri Nadiem akan menyederahanakan perangkat mengajar menjadi satu lembar. Tapi entah kapan itu akan dilaksanakan.
Ditambah kepala sekolah lebih banyak menuntut, dari pada memberi motivasi dan binaan. Kepala sekolah jarang berada di sekolah, bahkan sering dinas luar. Tugas dan fungsinya banyak diambil alih oleh wakil kepala sekolah. Sehingga wakil kepala sekolah acap kali jadi “umpatan” guru-guru.
Guru Halimah sudah mulai banyak mengeluh. Padahal selama ini sifatnya tidak begitu. Lebih-lebih bila giliran mengajar di lantai dua. Naik tangga lama baru sampai di atas. Bila mau buang air kecil harus turun lagi ke bawah, karena toilet di lantai dua tidak ada. Tiba di bawah air mati. Guru Halimah kembali mengeluh. Sekali-sekali dia mengumpat di dalam hatinya. Tetapi entah kepada siapa.
Simak Video :Tragis… Kepala Tersangka Tragedi Susur Sungai Dibotaki
Sebenarnya Guru Halimah tidak mau memikirkan dan menyebut-nyebut semua itu. Tetapi hal ini selalu dihadapinya setiap hari. Isi kelas gemuk. Sempit dan tak terkendali. Kursi siswa sering tidak cukup. Belum lagi masalah papan tulis sudah mengabur dan pecah-pecah.. Ada apa ini, ucap Guru Halimah di dalam hatinya.’
Namun apa hendak dikata, Guru Halimah tetap bertahan dan menjalani tugasnya sehari-hari selaku pahlawan tanpa tanda jasa. Dia hadapi tantangan dan kesulitan yang ada dengan kemampuan yang ia miliki. Dulu suaminya ada bekerja di perusahan daerah. Sehingga pemasukan untuk biaya rumah tangga cukup memadai.
Tetapi, semenjak suaminya pensiun, gaji Guru Halimah sudah minus karena meminjam di Bank. Cicilannya masih tinggal dua tahun lagi. Untung ada uang sertifikasi yang menolong.
Halaman Berikutnya>>>
[ 1 ] [ 2 ] [ 3 ] [ 4 ] [ 5 ] [ 6 ] [ 7 ]