Ia mengajak pemuda desa dan relawan untuk berpartisipasi mengelola dan menarik minat masyarakat untuk datang ke Pustaka tersebut.
“Awalnya sepi, lalu kami menyelenggarakan berbagai kegiatan seperti lomba puisi, lomba bercerita hingga lomba menulis surat cinta untuk IBU guna menarik minat anak dan kaum perempuan untuk datang. Saya juga berusaha mensosialisasikan manfaat membaca lewat majelis taklim dan forum desa lainnya” lanjutnya.
Dengan berbagai kegiatan tersebut, di tahun 2009 TBM Pelangi mendapat apresiasi sebagai Taman Baca Masyarakat dengan Pengelolaan terbaik.
Setelah 10 tahun berjalan Zulhijani melakukan pengembangan pengelolaan TBM, tidak sekedar menjadikannya tempat membaca tetapi juga mengajak anak-anak desanya untuk memperdalam ilmu dan mempelajari berbagai hal.
Dengan dukungan suami tercinta dan relawan yang memiliki komitmen yang sama untuk generasi muda, ia membuka lebar pintu rumahnya bagi anak-anak yang ingin belajar membaca, menulis, hafidz Quran, bahasa inggris, matematika, catur dan panjat tebing Tampa memungut bayaran.
Sebagai TBM binaan Dinas Pendidikan untuk operational sehari-hari TBM Pelangi hanya mengandalkan Dana bantuan dari Dinas Pendidikan sebesar 150 ribu rupiah.