Zulhijani, Buka Jendela Dunia Untuk Desa Lumindai

oleh

“Awalnya saya hanya ingin punya pustaka pribadi, kemudian saya berfikir, manfaat membaca ini harus saya sebar. Sebagai orang yang berilmu saya punya tanggung jawab besar kepada masyarakat untuk membuka paradigma dan memotifasi mereka melihat kemajuan dunia dan memajukan pola fikir generasi muda khususnya” ujarnya menceritakan awal pendirian TBM.

Berawal dari kesadaran itu di tahun 2007 perempuan yang pernah berkarya di lembaga legislatif ini mengontrak sebuah bangunan sederhana di dekat Balai desa menjadi pustaka umum yang terbuka untuk siapa saja.

Ia mengajak pemuda desa dan relawan untuk berpartisipasi mengelola dan menarik minat masyarakat untuk datang ke Pustaka tersebut.

“Awalnya sepi, lalu kami menyelenggarakan berbagai kegiatan seperti lomba puisi, lomba bercerita hingga lomba menulis surat cinta untuk IBU guna menarik minat anak dan kaum perempuan untuk datang. Saya juga berusaha mensosialisasikan manfaat membaca lewat majelis taklim dan forum desa lainnya” lanjutnya.

Menarik dibaca