Amat disayangkan, beberapa waktu lalu, sang ayah, Tasrizal 51 Tahun , tidak lagi bersama mereka. Maka terpaksalah Yusnidar seorang ibu berusaha banting tulang mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan biaya sekolah anak anak tercintanya. Agar mereka tetap sekolah.
Sebagai salah seorang petani tebu, penghasilannya sebenarnya pas-pasan untuk makan sehari-hari. namun karena tekad putri-putrinya begitu kuat untuk menuntut ilmu, ia berusaha bekerja sebagai buruh kebun tebu orang lain, agar dia bisa membiayai kebutuhan hidup dan biaya sekolah anak anaknya.Yang penting halal, dan kebutuhan putri saya terpenuhi. “Bialah badan ko susah, panek bancari pitih,” terangnya.
Yang menjadi keluhannya adalah masalah rumah tempat tinggal. Bila angin berembus, ia bersama 3 putrinya terpaksa kedinginan, walau sudah menggunakan selimut yang mereka miliki.Maklum, dinding rumah mereka tidak kuat diterpa angin. Dinding rumah yang terbuat dari “palupuh,” tidak mampu menahan angin malam yang dingin, di pinggang Gunung Merapi itu.