Yayasan Berkah Amal Salih Salurkan Bantuan ke Pesisir Selatan

oleh

Hal sama, Mardison (40) korban banjir bandang di Kampung Tanjung mengaku 5 hari hanya mengganjal perut dengan mie instan. Begitu juga, dengan pakaian yang hanya melekat di badan.

“Semua pakaian dan peralatan memasak habis ditimbun galodo. Malahan, sampai hari ini belum ada yang bisa dikeluarkan. Sekarang sudah ada dapur umum. Namun kalau ada beras bantuan baru memasak. Memasaknya, juga sendiri-sendiri,” ujarnya yang berupaya menggenangi rumahnya agar lumpur bisa dikeluarkan.

Anggota Reskrim Polsek Lubuk Begalung, Polresta Padang, Aipda Dian Wihendro Ratno yang ikut menjadi donatur untuk korban banjir ini mengaku terenyuh. Apalagi, melihat kondisi korban yang begitu memprihatinkan.

“Sedih kita melihat kondisi korban. Apalagi, sampai hari ke delapan ini, bantuan pangan dan sandang masih minim,” ujarnya dengan wajah sedih.

Praktisi Konstruksi, H. Rusdi mengatakan butuh ekskavator mini untuk menormalisasi aliran air. Begitu juga untuk pembersihan rumah warga, harus dilakukan secepatnya. Jika sudah mengeras, sangat sulit untuk pembersihan.

“Hal mendesak itu, menormalisasi aliran air. Agar tidak mengalir ke rumah penduduk,” ujar H. Rusdi, juga Anggota DPRD Kota Padang terpilih yang ikut bersama rombongan yBAS.

Menarik dibaca