Winda lahir dan menghabiskan masa kecilnya di Payakumbuh, sebelum akhirnya besar di perantauan. Ayahnya, Haji Daniel merupakan pedagang yang cukup disegani pada dekade 70-an di Pasar Payakumbuh. Winda hapal luar kepala Payakumbuh, kota yang kekal dalam ingatannya.
“Setelah berdiskusi panjang dengan sejumlah tokoh, dan menjengkal badan diri, saya akhirnya memastikan maju di Pilkada Payakumbuh. Ini hasrat untuk kemajuan kota tempat saya menghabiskan masa kecil, kota yang memberi penghidupan awal,” terang Uni Winda ketika berdiskusi dengan Benni Okva, politisi Nasdem di Jakarta.
Payakumbuh menurut Winda, ialah metamorfosis. Kota kecil yang sedang merangkaki jalan perubahan. Perlahan merayap, perlahan tegak dengan busungan dada dengan segala pencapaiannya.
“Kota ini dibangun atas dasar mimpi puluhan ribu kepala yang mencintainya. Saya sendiri memahami Payakumbuh sebagai kota yang nyala. Dalam kenyalaan itu saya mencoba memulai pengabdian terbaik, biar bermakna, biar memberi makna,” tutur Winda.
Dijelaskan Winda, dirinya sudah membangun komunikasi dengan sejumlah pihak. Termasuk dengan beberapa tokoh, calon walikota atau wakil walikota, hingga partai politik. Komunikasi berlangsung dengan baik. Bahkan dikabarkan, sejumlah partai sudah menyatakan kesiapan untuk mengusung Winda.