Sasak Ranah Pasisie, SpiritSumbar.com – Rombongan studi banding dua kecamatan dari Kabupaten Siak, Propinsi Riau merasa salut atas keberasilan pengelolaan Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag) di Kenagarian Sasak Kecamatan Sasak Ranah Pasisie, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar).
Apalagi, BUMNag ini mewakili Propinsi Sumatera Barat ke nasional dan berhasil meraih enam besar Nasional.
Baca juga:
Guru Beranggungjawab Terhadap Pengentasan Buta Aksara
Luarbiasa, Di Daerah Ini, Kepala Jorong Pun Dilantik Bupati
Sulam Benang Emas Air Bangis, Bagus Tapi Butuh inovasi
Pembunuh Divonis 15 Tahun Penjara, Keluarga Korban Keberatan
Pernyataan spontan itu disampaikan ketua rombongan diwakili Amir dari Kecamatan Kandis. Rombongan diterima wali nagari sasak, Arman berserta ketua Bamus Nagari Sasak, kepala jorong dan tokoh masyarakat setempat di Aula kantor Nagari Sasak, Kamis, (6/4/2017).
Ketua rombongan, Amir mengatakan mereka mengunjungi Nagari Sasak berasal dari dua kecamatan dari kabupaten Siak sebanyak 68 orang. Rombongan studi banding bertujuan, ingin menambah ilmu tentang keberhasilan tatacara pengelolaan BUMNag di Sasak. Selain itu, juga sambil melihat perkembangan pembangunandi Nagari Sasak.
Amir mengaku pengelolaan BUMNag di daerahnya bernama Badan Usaha Milik Kampung (BUMKAM). Tapi tata cara pengelolan tetap sama dengan BUMNag di Pasaman Barat. “Hanya beda namanya saja, namun pengembangan usaha di Nagari Sasak lebih maju di bandingkan BUNKAM di daerah kami. Seperti.pengelolaan mini market. Milik nagari pengadaan bahan bakar untuk nelayan. Tempat penyimpanan ikan atau TIpes dan pengadaan es batang untuk ikan nelayan,” ujarnya.
Dia mengaku kagum dengan cara pengembangan BUMNag Sasak mewakili Propinsi Sumatra Barat ke tingkat Nasional, sehingga bertenger di enam besar nasiona.
Sementara itu Wali Nagari Sasak, Arman mengatakan keberhasilan pengelola BUMNag bukanlah keberasilan pribadinya sendiri. Tapi juga ikut keterlibatan pembinaan dari istansi terkait di tingkat Kabupaten Pasaman Barat, serta semua unsur warga Nagari Sasak. “Bersama ninik mamak, tokoh masyarakat, alim ulama, cadiak pandai, pemuda yang selalu ikut mendukung keberadan BUMNag tersebut. Tanpa mereka itu, saya bukanlah siapa siapa,”katanya merendah.
Menurut Arman, BUMNag Sasak berdiri tahun 2012 lalu dengan modal awal sekitar Rp50 juta. Kini berkembang menjadi sekitar Rp120 juta.
Pewarta : Buyung
Editor : Saribulih
Artikel Spirit Sumbar Lainnya