Wakil Rakyat, Antara Dua RUU dan Amademen

oleh

“Semuanya akan kembali ke individunya.Siapa yang kompeten tetap menarik mempengaruhi pemberitaan di media massa, sehingga DPD nantinya tetap akan dinanti nanti kan hasilnya oleh rakyat”, tegasnya.

Lebih lanjut dikatakan, dibandingkan dengan DPR, di DPD sebenarnya lebih enak, fasilitas sama dengan DPR, gaji besar tanpa potongan dari partai. Malah biaya perjalanan dinas juga jadi perdebatan didalam DPD, apa sistim at cost atau sistim lundsum, ungkapnya.

Ini semua terkait juga dengan sistim pemilu kita yang masih ada kelemahan dengan bisa membeli suara pada oknum KPUD, PPK dan KPPS. Hanya cuma Refly tidak menjelaskan siapa saja anggota DPD yang terpilih dengan cara membeli suara.

Secara umum ciri cirinya, katanya lagi, orang yang mengincar jadi anggota DPD atau DPR yang penting harus tau bisa menang dalam pemilu DPR atau DPD, dengan cara membeli suara. Jadi jangan ditanya kualitas individunya, dan apa yang dikerjakan sekarang setelah terpilih di DPR atau DPD. Karena itulah kedepan sistim pemilu harus diperbaiki kembali, terangnya.

ERWIN KURAI

Lebih Lengkap, Baca:

The Public (terbit tiap Senin)

Cover The Public Edisi 14/7-13 Maret 2016
Wakil Rakyat, Antara Dua RUU dan Amademen 1

Menarik dibaca