Kepada peserta Nasrul Abit kemudian menyebutkan, untuk menguji apakah kemampuan perumusan kebijakan peserta diklat sudah baik adalah dengan menantang diri sendiri membuat kebijakan non-populis menjadi populer dan diterima masyarakat, atau mengambil kebijakan pada situasi genting yang tak ditemukan jalan keluarnya dalam regulasi tanpa melanggar hukum dari koridor regulasi itu sendiri.
Menyangkut hal ini Nasrul Abit membagi kiat, “Kalau ada kebijakan yang punya potensi tak populer, buat kebijakan itu jadi strategis.”
Terakhir, untuk menunjang seluruh kompetensi tadi, dibutuhkan kemampuan komunikasi dan persuasi yang mumpuni. Kemampuan ini, selain sangat membantu dalam memperluas jaringan kerjasama, juga penting untuk mendorong tercapainya tujuan ke titik optimalnya.
Wagub bahkan bercerita tentang pengalamannya memekarkan nagari di Kab. Pesisir Selatan saat menjadi Bupati di sana dan tentang komunikasi intensif yang ia lakukan untuk mengejar anggaran Pemerintah Pusat untuk pembangunan Kab. Pesisir Selatan hingga berakhir dengan bantuan bernilai kurang lebih 60 M.
Menutup sambutannya, Nasrul Abit memberi catatan khusus kepada seluruh peserta agar, sebagai pemimpin, mampu menghargai orang lain apapun statusnya. Penghargaan ini bisa berupa loyal dan tidak berkhianat pada atasan, selalu menjaga kebersamaan dalam unit kerja dan tidak saling mengadudomba, dan memberi peringatan pada staf tanpa mempermalukan staf bersangkutan di depan orang lain.