“Pemerintah lamban, birokrasinya panjang. Inilah yang selama ini melekat di masyarakat. Inilah yang harus diubah. Inilah gunanya inovasi,” ujarnya.
Inovasi, sambung Wagub kemudian, juga diperlukan untuk mendapatkan alternatif penganggaran untuk percepatan pembangunan daerah yang tak sepenuhnya dapat ditutupi oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten/Kota.
“Kalau cuma tunggu DAU/DAK, daerah tidak akan berkembang. Kalau selama ini tunggu durian jatuh, kini kejar di mana pusat durian ini. Ini termasuk inovasi. Saya sering sampaikan tapi kadang-kadang diabaikan. Eselon III harus bisa memberikan masukan pada atasannya jangan melulu menunggu DAU/DAK. Berinovasi. Buat terobosan agar ada anggaran di luar DAU/DAK. Harus ada begitu baru bisa ada percepatan,” imbuhnya.
Bagaimanapun, Wagub menggarisbawahi agar inovasi yang diciptakan haruslah orisinil, sesuai dengan kebutuhan wilayah dan masyarakat, berdampak, serta dapat diterapkan.