Wagub Nasrul Abit Pertahanan Negara Tanggungjawab Bersama

oleh

Ancaman terhadap pertahanan Republik Indonesia tak bisa lagi dianggap isapan jempol. Menurut Analisis Madya Kementerian Pertahanan, Kolonel Achmad Budiono, kejadian teroris, konflik keamanan di daerah, narkoba, penyebaran berita palsu berbau sara dan adu domba, merupakan contoh nyata adanya ancaman non militer yang bisa meruntuhkan pertahanan negara.

“Ancaman itu ada tiga, militer, non militer, dan hibrida (gabungan militer dan non militer). Awalnya ancaman non militer dulu, seperti narkoba, konflik adu domba. Jika hal itu tak segera ditangkal, maka bisa pecah dalam skala besar, lalu masuk militer dari negara asing alih-alih ikut menyelesaikan. Padahal punya agenda kepentingan lain. Ini yang perlu kita waspadai. Ancaman itu datang tiba-tiba,” ungkapnya.

Kolonel Achmad mengatakan, Indonesia tak akan mampu menghadapi ancaman pertahanan dalam skala besar, jika hanya mengandalkan komponen utama atau militer yang jumlahnya hanya 420 ribu. Indonesia yang memiliki jumlah penduduk besar, yang bisa dimanfatkan menjadi komponen cadangan (Komcad). Apalagi di negara-negara lain, komcad telah disiapkan, bisa diaktifkan jika sewaktu-waktu pertahanan negara terancam.

Menarik dibaca