Spiritsumbar.com, Padang – Virus Corona yang datang jelang Ramadhan 1441 H telah memupus harapan para perantau dan kampung halaman.
Perantau menjerit, karena tak ada lagi yang bisa dilakukan di tanah rantau. Usaha tandas, kehidupan makin susah. Lebih menyakitkan, pulang kampung pun terhalang, karena ditakutkan akan memperparah wabah. Hanya tangis dan ratapan yang bisa dilakukan untuk melapias kesah. Air mata pun telah kering dalam menahan pasrah.
Disisi lain, para keluarga di kampung halaman, juga berdebar mendapat khabar. Berita duka dan derita para sanak di rantau orang. Tapi, mereka juga tak berdaya. Nasib sama, juga mendera kampung halaman. Berharap ke perantau, hanya keniscayaan.
Menunggu bantuan pemerintah, juga masih sekedar angan. Karena, berkurung diri dalam rumah, bukanlah hal yang diharapkan. Hanya, berdoa yang bisa dilakukan. Agar, korona pergi untuk selamanya.
Kondisi kekinian itu diungkap dalam lagu sendu oleh salah seorang aparat kepolisian, Polres Agam. Diiringi musik sendu polisi tersebut melantunkan bait demi bait kondisi dampak mewabahnya virus korona.
Menariknya, video yang diunggah melalui akun Facebook Abu Sofyan Koto itu dibanjiri rasa simpatik dan komentar. (salih)
