Sementara, Aidil warga RT 05 RW 11 Kelurahan Banuaran mengaku sangat antusias menyaksikan film G30S/PKI tersebut. Apalagi, film tersebut ujarnya ditonton secara bersama sama, tentu memberikan suasana tersendiri.
“Kami sangat senang adanya nonton bareng ini, karena bisa mengerjakan tugas yang diberikan sekolah untuk meresume secara bersama,” ujar salah seorang pelajar SMP 4 Padang ini.
Dengan adanya larangan nonton bareng sampai tuntas oleh Ketua RT 04, Aidil mengaku sangat senang. Karena, dia juga merasa ngeri saat anak Jenderal D.I. Panjaitan melumurkan darah pada wajahnya. “Saya juga sudah merasa ngeri, terutama penculikan pada Jenderal Panjaitan,” ujarnya.
Ketua RT 04 RW 11 Kelurahan Banuaran, Kecamatan Lubuk Begalung, Saribulih mengatakan diskusi dilakukan untuk memberikan masukan pada anak anak dalam membuat resume. Lebih dari itu, nonton bareng juga bertujuan untuk tetap terjaganya hubungan silaturrahim yang telah terbangun selama ini.
“Berkumpul bukan hanya sekedar mendampingi anak untuk nonton bareng. Kita juga makan bersama, berdiskusi, bercengkrama dan bercanda ria sambil menikmati makanan ringan yang juga telah disediakan oleh kaum ibu dengan cara badoncek,” ujarnya (Zetri)
Selanjutnya: Hari Kesaktian Pancasila, Bendera Setengah Tiang Masih Berkibar di Beberapa Sekolah