Proses perkembangan pesatnya saint dan teknologi di era manusia modern, tentu dihadapan kemajemukan tantangan-tantangan baru, sebagai salah satu konsekwensinya dan tak dapat dipisahkan. Di suatu sisi merupakan kebutuhan disisi lain merupakan desakan kehidupan manusia modern.
Didalam proses berjalannya pembangunan yang berkelanjutan bukan hanya sekedar proses modernisasi. Andaikata terjadi suatu ketidak beresan oleh prodag pemangku regulasi dalam tatanan pengelolaan Sumber Daya Alam, yang didalamnya termasuk kebutuhan apa yang dinamakan reklamasi. Tentu ini sebagai pemetik api pembelajaran, tidak terulang atau mengulangi kekeliruannya (privilege of being behind), bahkan ada unsur kesengajaan dengan manuver kekuatan cengkeraman politisasi.
Didalam pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) keutuhan reklamasi merupakan suatu kebutuhan dan kewajiban. Tetapi proses lahirnya orok tatanan regulasi reklamasi sipemangku pembuat kebijakan jangan dilumuri serpihan kesepihaan muatan kebijakan. Karena wujud menciptakan suatu produk reklamasi yang bermartabat yang beretika, tidak ada perdagangan antara pembuat tatanan regulasi dengan korporasi. Sehingga mengesampingkan kearifan yang sudah berabad-abad terbangun tatanan kehidupan oleh masyarakat disekitar pengelolaan SDA tersebut.
