Oleh : Kinda Ramadhani dan Ferdinal (Civitas Academica Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas)
Alexis Wright lahir pada 25 November 1950. Dia adalah anggota dari negara Waanyi dari Teluk Carpentaria.
Alexis Wright adalah salah satu penulis terkenal di Australia. Plains of Promise adalah novel pertamanya pada tahun 1997, telah menerima beberapa penghargaan sastra. Bahkan, telah dicetak ulang beberapa kali oleh University of Queensland Press.
Pada tahun yang sama novel non-fiksinya diterbitkan dengan judul Grog War (buku-buku Magabala) tentang pengenalan pembatasan alkohol di Tennant Creek.
Hal yang membuat pembaca tertarik dengan novel Plains of Promise ini, dimana novel ini menceritakan peristiwa yang sangat menyedihkan.
Yakni, penyiksaan suatu suku Aborigin selama 2-3 generasi terakhir.
Para misionaris Kristen dengan kekuasaan tertinggi sering melecehkan, menyiksan dan melakukan adopsi paksa kepada suku Aborigin tersebut.
Salah satu pembaca novel ini adalah Travis yang dia beri rating 4 bintang untuk novel ini. “Sangat sulit dibaca dalam dua hal, pertama: kekerasan terhadap perempuan benar-benar brutal. Kedua, ada banyak perempuan kepercayaan agama pribumi ke dalam struktur novel.
Saya tidak memiliki cukup pemahaman (itu kekurangannya, bukan novelnya) banyak untuk bekerja di sini dalam hal efek destruktif penjajahan pada masyarakat adat dan komunitas, masa lalu dan masa kini. Hanya saja banyak keburukan dan karakter yang tidak disukai di sini, tetapi novel bukanlah keduanya,” ujarnya.
Baginya novel ini sangat membutuhkan pemahaman yang baik untuk dapat mengikuti alur novel ini, Travis tertarik dengan novel ini untuknya. Ada banyak keburukan dan karakter yang tidak disukai dalam novel ini, tetapi itu tidak merusak apa pun dari cerita.
Novel klasik Australianya “Carpentaria” ini tentang tanah tradisional nenek Alexis Wright, di mana orang-orang Waanyi berdiri melawan rencana perusahaan pertambangan multinasional untuk mengekstrak seng tanah mereka. Carpentaria menulis cerita dan hubungan interpersonal masyarakat saat mereka berjuang untuk mempertahankan hak-hak mereka.
Alexis Wright mendapatkan penghargaan The Miles Franklin Award (2007). Dia membutuhkan waktu 2 tahun dan lebih dari 6 tahun untuk menulis novel Carpentaria. Bahkan novel ini ditolak oleh setiap penerbit besar di Australia.
Halaman
<< ➊ ➋ ➌ ➍ >>
Tip & Trik