Oleh : Bambang Putra Niko
Dokter itu disumpah. Dokter itu profesi mulia. Dokter itu penyembuh dari segala rasa sakit para pasiennya. Itu terjadi, karena ilmu yang mereka miliki telah diakui dan teruji. Berbuat yang terbaik, sabar, serta jangan panik dan putus asa. Itulah sikap aplikatif dalam mencapai hasil kesembuhan.
Kita sadar, Dokter juga bukan tuhan. Ia punya segala keterbatasan dan mereka juga Sama seperti manusia kebanyakan. Segala kesempurnaan itu memang mutlak miliknya tuhan. Tapi ingat tugas dokter juga memiliki banyak peran. Terkadang Dokter bisa berperan menjadi adik atau kakak dari para pasien. Sekali-kali juga bisa selaku orang tua. Bahkan tak jarang pula, ia mampu memposisikan diri sebagai anak dari pasiennya.
Dokter itu tahu, bagaimana bertutur kata layaknya adik pada seorang kakak. Layaknya anak pada orangtua ataupun sebaliknya. Dalam pribahasa minangkabau sangat famous disebut sebagai “kato nam ampek” yaitu tau kato mandata, mandaki, malereng dan manurun. (tahu kata mendatar, mendaki, melereng, menurun) artinya tata cara berkomunikasi sangat memerlukan penyesuaian tanpa harus melewati batas-batas serta tahu akan rasa dan peresa.
Apabila disangkutkan dengan profesi. Seorang dokter tentu juga profesional dalam menjalankan tugas. Ia tidak boleh semenah menah. Apalagi berlaku kasar. Tugasnya untuk mengobati bukan untuk menyakiti. Tugasnya bisa memberi kedamaian bukan pula untuk kekacauan.