Sedangkan di pasar dalam negeri, setidaknya di Sumatera, Kerinci kini juga mulai memasarkan produk jeruk girga, jeruk madu, salak pondoh Kerinci, bawang putih, di samping kentang dan beberapa sayur lainnya ke luar Kerinci, seperti ke Sumatera Barat (Sumbar), Jambi dan lainnya.
Tidak hanya itu, pada sub-sektor peternakan, Kerinci juga mulai memasarkan produk telur ayam dan telur itik ke Sumbar dan daerah tetangga lain, di samping ke Jambi. Tadinya, Kerinci memesan telur ayam dan telur itik dari Sumbar. Bahkan, kebutuhan pada ayam potong sudah mulai terpenuhi oleh produk lokal di Kerinci.
Itulah buah dari program tiga klaster yang dikembangkan oleh Pemkab Kerinci sejak era Bupati Adirozal mulai 2014 (bersama Wabup Zainal Abidin), dan kini periode kedua (bersama Wabup Ami Taher). Ketiga klaster itu adalah
1.Kawasan utara (kaki Gunung Kerinci)
-kebun kayu manis,
-kebun kopi arabika,
-horticultura dan sayur.
-kebun teh (milik PTPN-6)
2.Kawasan bagian tengah
-kebun kayu manis
-kebun kopi arabika
-padi sawah payo
-peternakan (sapi/unggas)
3.Kawasan selatan
-kayu manis
-kopi arabika
-buah-buahan (jeruk girga, jeruk madu, alpokat & salak pondoh)
-jagung
Kebijakan program itu diambil, karena dari sekitar 250.000 jiwa penduduk Kabupaten Kerinci yang tersebar 18 kecamatan itu, sekitar 72% nya bergerak di sektor pertanian (agraria). Hanya sekitar 28% di sektor lain, seperti perdagangan, industri kecil, jasa dan pegawai (pemerintah, BUMN/BUMD dan swasta).