Irwan Prayitno mengatakan, perternakan sapi itu bisa peningkatan populasi ini juga dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan dari daging impor dan sekaligus mendukung Indonesia menjadi Lumbung Pangan Dunia.
“Untuk menyukseskannya, maka kita perlu mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal dan peran aktif dari semua pihak, termasuk masyarakat,” kata Irwan.
Pembangunan peternakan dan kesehatan hewan, utamanya produksi daging sapi, semakin tinggi. Oleh karena itu, salah satu cara yang ditempuh untuk mempercepat peningkatan populasi sapi di Sumbar dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya.
Sementara itu, Dirut Moosa Edufarm Dr. Ivan Rizal Sini merupakan grup bisnis yang mengelola jaringan RS Bunda ini menyebutkan ketertarikan berkontribusi di Solok, karena daerahnya ketinggian 1200 meter di atas permukaan laut, merupakan tempat yang ideal untuk resipien sapi susu dan sapi Wagyu yang membutuhkan udara dingin.
Peternakan ini mengombinasikan teknologi termutakhir dalam industri perkembangbiakan, MOET (Multiple Ovulation Embryo Transfer) dan Genetic Screening. Teknologi tersebut memberikan tingkat kehamilan yang lebih tinggi dari donor pilihan (sperma dan telur) yang memberikan keturunan dengan kualitas tertinggi.