Berawal dari pemandangan saat menikmati secangkir kopi di warung Pak Syukur samping kantor camat Muara Sikabaluan di sore hari.
Tanpa sengaja terlihat kurang lebih 30 anak perempuan seusia sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs) bolak-balik membawa ember yang berukuran besar. Mereka menjemput air ke sebuah sumur yang berada di belakang masjid sekira 150 meter. Hal itu mereka lakukan dari tempat tinggalnya di tengah hujan rintik-rintik.
Beberapa kali mereka berhenti, lantaran beratnya ember berisi air yang mereka bawa. Tak kuat rasanya tangan-tangan kecil itu membawanya terlihat. Tidak hanya sekedar kelelahan yang mereka rasakan, pakaian yang mereka kenakan ikut tersiram air.
Kasihan sekali melihatnya. Tangan-tangan yang semestinya digunakan untuk menulis dalam menuntut ilmu harus digunakan untuk mengangkat beban yang seharusnya dilakukan oleh orang dewasa.
Belum lagi dengan terbuangnya waktu untuk bolak-balik menjemput air ke sumber air yang semestinya bisa dipergunakan untuk belajar.
Beranjak dari fenomena seperti itu, penulis mencoba mencari bantuan kepada pemerhati, Alhamdulillah dalam tempo dua hari terkumpullah dana sepuluh juta rupiah.
Alhamdulillah, terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu. Akhirnya anak-anak yang tinggal di Panti Asuhan Yayasan Pendidikan Islam (PA Yapendis) Al-Muhtadin Muara Sikabaluan Mentawai sudah tidak menjemput air lagi. (Feri F)