“Termasuk juga karya-karya sastra yang beliau tulis. Semua kajian dan karya beliau ini nantinya ditempatkan di Hamka Islamic Center sehingga mudah ditemukan dan diakses oleh siapa saja yang ingin mengetahui dan mempelajari pemikiran Buya Hamka ini,” ungkap Taslim.
Bagi Taslim gagasan membangun Hamka Islamic Center dan Masjid Raya Hamka ini ingin direalisasikan. Hal ini tidak hanya tanggungjawab sebagai rang Agam, namun juga kewajiban sebagai kader Muhammadiyah. Buya Hamka merupakan salah seorang tokoh Muhammadiyah yang menjadi panutan dan guru bagi kader-kader organisasi terbesar di Indonesia itu.
“Sebagai kader Muhammadiyah, ini menjadi tanggungjawab sekaligus kewajiban saya untuk menghargai tokoh-tokoh yang berjuang membesarkan Muhammadiyah,” tegas mantan Ketua Pemuda Muhammadiyah Sumbar ini.
Hal penting lainnya, ungkap Taslim, pembangunan Hamka Islamic Center dan Masjid Raya Hamka menggeliatkan kembali pariwisata di Maninjau. Pesona wisata Danau Maninjau yang sempat redup dalam beberapa dekade terakhir akan dibangkitkan kembali dengan adanya destinasi wisata religi ini.
Selain menarik dikunjungi wisatawan lokal dan domestik, Hamka Islamic Center dan Masjid Raya Hamka ini juga akan menjadi tujuan wisatawan dari Malaysia, Brunei Darussalam, Mesir, dan negara-negara Arab, yang mengenal Buya Hamka melalui kajian-kajiannya tentang Islam.