Padang, SPIRITSUMBAR.com – Suasana takziah di Perum Mitra Utama 2, RT 04 RW 11, Kelurahan Banuaran Nan XX, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) pada Minggu (21/5/2023) berbeda dari biasa.
Selain ramai, mereka yang hadir juga berasal dari berbagai penjuru RW 11. Sebut saja Afrida Harnof yang datang bersama Suci Wahyuni. Mereka rela berjalan kaki sejauh 250 meter untuk menghadiri takziah.
Selain sekretaris dan bendahara RT 01 RW 11 itu, juga terlihat Ketua RT 01 RW 11, Joni. Sementara Ketua RT 02 Gebby Wahyudinata berhalangan hadir. Lantaran menjenguk warganya yang dirawat di RS. M. Djamil Padang.
Juga hadir Ketua RW 11, Drs. Hudi Sutomo, Sekretaris Ahmad Fauzan dan Bendahara, Kamiludin. Termasuk, Ketua RT 03 Warindra Arip bersama sekretaris Afrizal dan puluhan warganya.
Sementara dari RT 05, hadir Sekretaris Heri Permana, Bendahara Desmawati dan beberapa warganya. Sedangkan Ketua RT 05 Desmanto berhalangan lantaran keluar daerah.
Ketua RT 04, Saribulih, didampingi Sekretaris Yulisarman dan bendahara Firmansyah Putra mengucapkan terimakasih pada kaum muslim yang telah menghadiri takziah. “Ini merupakan duka warga RW 11. Karena berada di RT 04, maka sebagai penanggung jawab Kongsi RT 04,” ujarnya.
“Kebersamaan ini harus selalu kita pupuk, agar hubungan silaturahmi tetap terjaga. Apalagi, masyarakat sudah rindu dengan kebersamaan. Ini terlihat dengan ramainya masyarakat menghadiri takziah,” ujar Afrida Harnof.
Sementara, Ketua RW 11, Ketua RW 11, Kelurahan Banuaran Nan XX, Drs. H. Hudi Sutomo mengaku bersyukur atas kekompakan pengurus RT se RW 11. Hal ini terlihat dari kehadiran warga dalam bertakziah.
“Langkah ini, akan makin terbangun komunikasi sesama warga di RW 11. Selain itu, kita akan saling mengenal satu sama lain serta menimbulkan keakraban,” ujarnya.
Sementara, Ustadz Pasma Yendra, M.Pd. dalam tausiyahnya membahas tentang hakikat kematian. Dia jelaskan, wafat itu tidak memandang umur.
Kematian ujarnya, merupakan keniscayaan bagi setiap makhluk hidup. Kematian di dunia menjadi awal kehidupan baru, dimulai alam kubur hingga alam akhirat, yaitu kehidupan yang lebih baik dan kekal.
“Ketika manusia telah menyadari bahwa hidup dan mati merupakan bentuk ujian, maka hanya persiapanlah sikap terbaik untuk menghadapinya,” ujarnya.
Rasulullah menyeru kepada umatnya agar memperbanyak mengingat kematian. Karena dengan mengingat kematian hidup akan lebih berhati-hati. Jika sudah sampai pada mati, maka kenikmatan dunia seakan tiada berguna lagi bagi manusia. Namun demikian, mengingat mati bukan suatu yang mudah. Kenyataannya masih saja ada para pentakziyah yang tertawa terbahak-bahak di tengah suasana duka menyelimuti keluarga yang ditinggal. (Salih)