//Disambut Antusias//
Jumaldi Alfi, menyebut diri sebagai salah seorang ‘Santri Nogotirto’ karena kerap berkunjung ke rumah Buya Syafii di kawasan Nogotirto, Sleman –untuk menimba ilmu dan kearifan dari Buya maupun sekadar silaturahim– menyebutkan, kerangka acuan buku ini disiapkan dalam rentang relatif waktu singkat, dua bulan.
Kerangka acuan itu antara lain menyoal sedikitnya Buya Syafii membahas masalah perempuan dan ketimpangan gender, yang kemudian jadi sasaran kritik berbagai pihak.
“Para penulis yang telah berkontribusi, merupakan pihak yang paling berjasa terhadap lahirnya buku ini. Para penulis menyambut rencana ini sangat antusias untuk menulis buku yang akan jadi kado bagi Buya Syafii ini,” terang Jumaldi Alfi. (relis)
SPIRITSUMBAR.com, Padang – Sosiolog Universitas Islam Negeri Imam Bonjol (UIN IB), Muhammad Taufik menilai, Buya Ahmad Syaf’i Ma’arif (ASM) merupakan tokoh yang mampu menjadikan makrokosmos Minangkabau sebagai pakaian dalam berfikir dan bersikap.
“Meskipun kita tidak banyak melihat dan menemukan gagasan tersebut secara teks, tapi dari alur dan diksi, kita melihat nilai-nilai Minangkabau tersebut hidup dalam gagasan (tulisan) beliau yang banyak tersebar di berbagai forum dan media massa,” ungkap Taufik di Padang, Jumat (25/6/2021) sore.