Syaf’i Ma’arif Berpikir Dengan Elaborasi Model Neo Modernis Islam dan Pendekatan Kritis

oleh

Kemudian, Prof Ganefri berharap, buku ini bisa jadi penguatan dalam perspektif gender ditengah diskursus keislaman, keindonesia dan kemanusiaan. Melihat berbagai sudut pandang perempuan ketika merespon ada ruang dari ketokohan Buya ASM dalam menyampaikan gagasan dan kritikannya.

Selanjutnya, buku ini diharapkan jadi salah satu sumbangan literatur untuk studi kritis tentang gender dalam pesan pluralistik serta penulisnya yang berasal dari berbagai kalangan dan latar belakang serta organisasi.

“Dalam buku ini, sepertinya para penulis menyetujui pemikiran buya, memberi penguatan pada pemikiran serta menetralisir pandangan negatif oleh segelintir orang pada Buya ASM,” tegas Prof Ganefri.

Penilaian Prof Ganefri ini, tersirat langsung dari testimoni yang disampaikan pembahas lainnya. Seperti, penilaian Ismail Novel, akademisi IAIN Bukittinggi yang juga aktivis Muhammadiyah. Begitu juga pendapat yang disampaikan dua orang budayawan muda Minangkabau, Yusrizal KW dan Zelfeni Wimra.

Dimoderatori budayawan Minang, Bung Edy Utama, keempat penulis berdarah Minang serta para pembahas lainnya, diberikan kesempatan berbicara ataupun mengungkap latar belakang dan motivasi mereka menulis tentang Buya ASM. Pemaparan mereka selain bisa disimak secara daring melalui aplikasi zoom meeting, juga bisa disaksikan di akun youtube valoranews tv.

Menarik dibaca