SpiritSumbar.co.id – Inilah untuk pertama kalinya terjadi dalam sejarah kota Payakumbuh. Pada hari Selasa ( 4/4/2016), ratusan pintu toko dan kios yang berada di Pasar Ibuh dan Pusat Pertokohan Pasar Atas Payakumbuh tutup sejak dari pagi hingga siang hari.
Malah banyak juga yang tutup total seharian.Hiruk pikuk, sebagai warna transaksi antara penjual dan pembeli tidak terdengar pada hari itu.Sepi dan senyap itulah yang bersua. Fakta ini langka bersua , tapi nyata!
Apa sesungguhnya yang terjadi dengan pelaku ekonomi di kota batiah tersebut ?. Hari Selasa itu, hampir seribuan pelaku usaha di kedua lokasi pasar ini mengelar demo damai ke kantor DPRD yang terletak di kawasan Koto nan Ampek.
Mereka berarak iring jalan kaki sepanjang 4 km dari pusat kota ke gedung wakil rakyat tersebut pada jam sembilan pagi. Bermacam tulisan tudingan dan protes dalam spanduk dan poster yang ditujukan kepada anggota dewan dan walikota menghiasi barisan panjang mereka. Mengatisipasi hal-hal yang tak diinginkan, jajaran Polres Payakumbuh, dipimpin Kapolresnya sendiri AKBP Yuliani mengawal aksi tersebut.Demo damai ini dikoordinir ketua IP3 ( Ikatan Pedagang Pasar Payakumbuh ) Haji Esa Muhardanil.
Apa yang menjadi momok sehingga pelaku pasar tersebut bahondoh poroh mendatangi kantor wakil rakyat terebut. Jawabannya tidak lain tentang Ranperda Pengelolaan Pasar Tradisional yang diajukan eksekutif yang menurut agendanya akan disahkan dewan pada medio April ini. Jadi, sebelum palu diketok DPRD , maka para pedagang dan pemilik toko tadi menyampaikan aspirasinya agar Ranperda tersebut ditunda pengesahannya, dan dikaji ulang prosesnya.