Setelah sampai kembali ke kampung Sungai Sariak, warga kemudian masuk ke dalam mesjid untuk berdoa bersama, yang dipimpin oleh ulama setempat yang disebut tuanku sati. Selanjutnya warga makan bersama.
“Ini adalah tradisi tahunan yang kami gelar menjelang masuknya bulan suci Ramadhan. Intinya adalah kami mohon perlindungan kepada Allah SWT agar kampung kami ini terhindar dari segala marabahaya selama Ramadhan, agar kami bisa khusuk beribadah. Sedangkan dulunya pemakaian obor adalah sebagai alat penerang untuk kegiatan syiar agama Islam,” ujar Labai khaidir, ulama Sungai Sariak.
Tradisi seperti ini rutin dilakukan setiap tahun dengan tujuan agar terhindar dari segala bencana dalam menjalankan ibadah di bulan suci ramadhan, serta untuk menjalin silaturahmi sesama masyarakat. (ajis)
Editor: Saribulih