Sumbar Menuju Pusat Satwa Alam

oleh

“Harimau Sumatera hampir punah, bukannya hariamau itu yang merusak melainkan kita manusia yang berulah lebih awal, karena menganggu lingkungan hidupnya. Jangan salah kan harimau ngamuk, lalu kita buruh dan bunuh untuk sesuatu itu kita telah termasuk menjaga kelestarian lingkungan hidup yang dikehendaki bersama sesuai UU,” tegasnya.

Irwan Prayitno juga menyampaikan, dilepasnya seekor harimau betina bernama Lioni ini, mudah-mudahan awal kita bersama bertekad untuk menjaga kelestarian harimau di Sumatera Barat.

“Mari kita sosialisasikan selalu pentingnya menjaga ekosistem alam secara bersama, ninik mamak, alim ulama, cadiak pandai, bundo kanduang, pemuda, dan tokoh-tokoh masyarakat lainnya sebagai bakti kita untuk menjaga hak anak cucu kita di masa mendatang untuk hutan, satwa dan lingkungan hidup yang juga menjadi hak mereka,” himbau Irwan Prayitno.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya dalam kesempatan itu menyampaikan, pemerintah nasional mengapresiasi apa apa yang telah dilakukan pimpinan PT TKA dalam menjaga kellestarian alam dan lingkung hidup untuk kebaikan dan kesejahteraan masyarakat.

“Kami setuju Sumatera Barat sebagai Pusat Suaka Alam Sumatera, karena amat memungkinkan dengan kondisi alam dan lingkungan hidup masih baik dan makhluk satwa dapat hidup berkembang tentunya sesuai satwanya. Ini merupakan pusat rehabilitasi harimau Sumatera Dhamasraya murni dari swasta PT TKA, yang pertama diresmikan,” ujarnya.

Menarik dibaca