“Bukan rumah dinas yang direhab, tetapi gedung belakang. Sementara ini gubernuran juga direhab, menyangkut baju dinas, ASN menerima baju dinas dari anggaran yang sudah disediakan.
Efek positif dari semua ini adalah, bisa bekerjanya buruh bangunan dan buruh jahit. Sehingga bisa menghidupi keluarganya di masa pandemi. Memang tidak bisa mengakomodir semuanya. Namun bisa menyelamatkan sebagian,” ulas Supardi dihadapan para pengunjuk rasa.
Uniknya, hal yang disampaikan Supardi tidak diterima pengunjun rasa. Bahkan saat ketua DPRD Sumbar memberikan keterangan, pengunjuk rasa bersorak-sorak. seperti hilang rasa hormat pada yang lebih tua.
Supardi tetap menerangkan, meskipun para pengunjuk rasa tidak mendengarkan. Karena menurutnya sebuah kewajiban dalam memberikan penjelasan, untuk sebuah kebenaran.
Setelah Supardi memberikan penjelasan, lalu pamit dan meninggalkan sekitar 15 orang pengunjuk rasa, masuk kembali ke gedung DPRD Sumbar.
Tadinya pengunjuk rasa melayangkan surat akan melakukan aksi pada pukul 13.00 Wib, namun mereka baru datang sekitar pukul 14.35 Wib. Namun ketua DPRD Sumbar tetap sabar menunggu, walau akhirnya tanpa rasa santun pengunjuk rasa menerimanya di lapangan.