“Saya baru memimpin di SMPN 2 Batang Kapas sejak Maret 2015. Menyoal ada banyak perubahan, saya pikir, intinya adalah ‘Nawaitu’. Artinya niat lurus merupakan kunci perubahan. Kita juga tidak menapik, setiap manusia ada lebih dan kurangnya. Tapi berupaya menutupi kekurangan dengan nilai positif dan belajar lebih arif maka ada hasil yang akan dipetik,” jelasnya.
Peningkatan ke depan katanya, siswa harus seimbang antara teknologi, science. Tanpa harus mendangkalkan keyakinan tentang keagamaan. Walau peradaban zaman terus berkembang bahkan telah sampai pada tingkat modernisasi dan globalisasi yang namanya pondasi agama, tegasnya, tidak boleh goyah oleh badai kehidupan atas dasar dari perkembangan tersebut.
“Kita terus giatkan upaya-upaya membentuk karakter siswa dengan tiga hal dasar, yakni science, teknologi dan religius. Bila itu seimbang dalam kehidupan, saya rasa dimanapun mereka berada, di desa atau di kota tidak akan mempengaruhinya terhadap nilai-nilai yang tidak bermanfaat” ucapnya.
Jelasnya, melalui sains mampu membentuk kecerdasan ilmiah siswa. Bahkan setiap tahun pemerintah sudah mengadakan kompetisi olimpiade sains dari tingkat terendah sampai internasional untuk menghasilkan generasi yang cerdas dalam ilmu sains.