Sejak tahun 1950-an hingga kini warga dusun Salak Jalamu, Kenagarian IV Koto Hilia Kecamatan Batang Kapas, masih mengalami kesulitan dalam membawa hasil tani dan kebun.
Saban hari warga harus melintas sungai meskipun terkadang airnya mengalir deras. Tidak punya pilihan lain dan hal itu terpaksa dilakukan.
Mereka yang tinggal diseberangi sungai hanya menunggu sebuah harapan. Yakni sebuah Jembatan gantung yang jika terkabulkan dapat menghubungkan dan melancarkan akses warga yang rata-rata sebagai petani.
“Belum pernah satupun bantuan yang kami dapatkan untuk kampung kami ini. Seolah kami terpinggirkan. Seolah tidak ada yang mau peduli dan Seolah-olah kami hanya menunggu janji yang tiada pasti” ucap Tasman (62) warga setempat.
Bila hujan lebat,dipastikannya tidak akan bisa dilewati. Warga terpaksa memutar arah ke bagian jalan setapak diarea tepiperbukitan dusun salak. Jalan memutar-mutar itu ditempuh dengan jarak sekitar 3 Kilometer.
Tasman mengatakan para pejabat terkait yang bisa mewujudkan harapan masyarakat kecil disana hendaknya segera berbuat.
“Kepada siapa lagi kami mengadu. Kami berkecil hati bila membandingkan kampung ini dengan yang lain. Kampung lain jalan menuju ladang saja dibuatkan jembatan. Padahal tidak ada masyarakat yang menetap. Sedangkan kami yang jelas tinggal sebanyak 30 KK belum dapat apa- apa”ujarnya.