Kemudian pada tahun 2021 ini, didatangkan para seniman Minangkabau di perantauan ke Ranah Minang dalam sebuah iven pameran besar seni rupa yang digelar di Agam Jua Art and Culture Cafe, Kota Payakumbuh.
Disini kolaborasi karya seniman urang awak di perantauan dengan yang ada di Sumatera Barat dalam suatu acara pameran bersama, maka paling tidak dapat menjadi barometer karya antara “urang awak ranah Minang jo urang awak yang berada di perantauan” yang dapat dilihat dalam banyak perspektif.
“Bisa dilihat aspek kebudayaan yang dapat memperkuat banyak sektor lainnya, apalagi sektor pariwisata dan sektor-sektor lainnya,” kata Supardi.
Tak hanya itu, Supardi ingin agar Sumbar bisa terdepan dalam menjaga aspek kebudayaannya dalam urusan seni musik, seni rupa, dan tradisi-tradisi lama, contohnya saja silek kampuang dan Rabab Pasisia yang harusnya sudah Go Internasional.
“Insyaallah, tahun 2022 kita sudah merencanakan gelaran Festival Silek Nasional dan Festival Kebudayaan di Balai Kalikih, Nagari Koto Nan Godang, Kota Payakumbuh. Dengan menampilkan produk kuliner tradisional tiap nagari. Wisata nagari di Balai Kalikih ini cocok dengan perkampungan minang atau adat yang sudah ada penginapannya, wisata berbasis kemasyarakatan,” kata Supardi.