Sikoci Gelar Festival Tari MenTari-II di ISI Padang Panjang

oleh

Padang Panjang, Spiritsumbar – Sebuah festival tari yang diikuti 10 koreografer muda Sumatera Barat dan nasional berlangsung di Gedung Hoerijah Adam, Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang, Minggu malam (16/10). Itulah Festival tari MenTari-II/2022, setelah yang pertama di UNP Padang pada 2021 lalu.

Mereka 10 orang koreografer muda yang tampil di gedung pertunjukan standar internasional — yang dibangun pada 1990/1991, era Direktur ASKI (kini ISI) Padang Panjang, Prof.Mardjani Martamin – itu, 8 orang di antaranya lebih banyak berkiprah di Sumatera Barat (Sumbar), 2 orang lagi di Jakarta/nasional.

Delapan koreografer muda yang dominan berkiprah di Sumbar itu terdiri Adit, Ikbal, Oki Satria, Cici, Sisca/veronica, Ibra Ganis, Difa/Yogi. Sedang 2 orang yang berkiprah di pentas nasional, Alisa Sulaiman asal Lampung dan Eyalaser asal Menado. Keduanya, alumni Institut Kesenian Jakarta (IKJ) Jakarta.

Festival MenTari-II/2022 yang dibuka Wakil  Walikota Padang Panjang,  Asrul, seperti halnya Festival MenTari-I/2021 lalu di Universitas Negeri Padang (UNP) Padang, digelar oleh Sikoci, sebuah kelompok baru koreografer (pencipta tari) di Indonesia yang berSekretariat di Padang Panjang, kota sejuk di pertigaan jalan darat jantung Prov. Sumbar dan Pulau Sumatera.

Sekoci, singkatan dari Serikat Koreografer Cahaya Indonesia, berdiri pada 2021 lalu atas inisiasi 6 orang seniman tari asal Sumbar. Sebagai direktur, Dr.Susas Rita Loravianti, dosen tari pada Jurusan Tari ISI Padang Panjang. Mereka ke-6 seniman tari asal Sumbar yang mendirikan Sikoci itu terdiri;

  1. Susasrita Lora Vianti (Dosen ISI Padang Panjang)
  2. Hartati (Dosen IKJ Jakarta)
  3. Indra Yudha (Dosen Sendratasik UNP Padang)
  4. Herlinda Mansur (Dosen ISI Padang Panjang)
  5. Ali Sukri (Dosen ISI Padang Panjang)
  6. Joni Andra (koreografer, Impessa Dance Company)

Latar belakang pendirian Sikoci, kata Lora, mereka memiliki kegelisahan yang sama terkait regenerasi dan ekosistem tari di Sumatera Barat. Makanya, lewat Sikoci mereka mulai memecahkan persoalan tadi dengan program-program, salah satu dengan menggelar festival tari, yakni Festival MenTari.

Sebab, ekosistem tari dan penciptaannya sangat penting diperjuangkan. Tujuannya, agar potensi yang ada dan pengembangan ilmu pengetahuan serta wawasan tentang tari terus bergerak maju sesuai perkembangan zaman. Terkait itu, festival bisa jadi wadah dalam mengikuti perkembangan tadi.

Susasrita Lora Vianti
Susasrita Lora Vianti

Penjaringan peserta (festival) dilakukan secara open call dan kemudian dikurasi berdasarkan pengalaman berkesenian dan profile koreografernya. Kecuali itu, pihak Sikoci juga akan memilih dua koreografer dari Festival MenTari-1/2021 yang punya potensi besar agar memiliki kesempatan berkelanjutan dalam berkarya.

Beda dengan Festival MenTari-I/2021 lalu yang mengusung tema; “Di balik layar”, pada Festival MenTari-II/2022 ini tampil dengan tema; “Setelah kata-kata”. Dari tema ini para koreografer peserta berupaya bereksplorasi mengangkat ungkapan, peribahasa dan filosofi yang hidup di masyarakat Minangkabau hingga saat ini.

Selanjutnya, dari salah satu ungkapan, peribahasa dan filosofi itu mereka membongkar, menelaah dan memilih salah satu issue atau persoalan yang mereka anggap dapat dijadikan ide gagasan jadi sebuah karya tari.

Kecuali kegiatan festival, pada Festival MenTari-II/2022 ini juga ada kegiatan work shop tari bersama koreografer Alisa Sulaiman dan Eyalaser.

Ditanya soal sumber pembiayaan dalam kegiatan Sikoci, Lora menyebut sejauh ini bersumber dari Jarum Foundation sebesar Rp 75 juta pada 2021, berikut Rp 100 juta pada 2022 ini. Dari bantuan itu, Sikoci menggelar Festival Mentari, work shop, juga  pelatihan bagi koreografer muda di Sumbar lewat pola online.

Ke depannya menurut Lora, Sikoci akan di akta notariskan pada notaries. Tujuannya, untuk memperkuat keberadaannya sebagai sebuah komunitas seni.

Wakil Walikota Asrul seperti disampaikannya saat membuka Festival MenTari-II/2022, Pemko Padang Panjang mendorong makin banyaknya festival budaya di kota ini. Sebab, selain untuk tujuan edukasi, juga akan bisa menunjang peningkatan kunjungan wisatawan dan peningkatan ekonomi kota.(jym/yet).—

 

Menarik dibaca