Sekolah Unggul di Era Zonasi

oleh

Tugas guru disini adalah agar  bisa mengelola kemampuan semua peserta didik tersebut. Apalagi bagi mereka yang memiliki kamampuan rendah dan kurang.

Apalagi bagi guru-guru yang selama ini mengajar di “sekolah unggul” yang menghadapi peserta didik yang pintar-pintar saja. Sekarang tentu harus bisa mengubah paradigma mengajarnya karena di era zonasi mereka sudah menghadapi peserta didik yang heterogen dengan beraneka ragam kompetensinya.

Model pembelajaran, pendekatan, strategi, media pembelajaran untuk peserta didik dalam belajar perlu lebih diperhatikan. Mereka perlu dibimbing, diperhatikan, diberikan motivasi, diikutkan dalam berbagai kegiatan yang diadakan sekolah.

Minat dan bakatnya perlu ditampilkan Dengan demikian harga diri mereka akan bisa terangkat di mata teman-temannya sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.

Kepala sekolah perlu membuat program-program pembimbingan khusus dengan pola belajar yang menyenangkan agar anak yang kurang pintar dan kurang motivasi tadi bisa berhasil di sekolah yang sebelumnya diberi label “sekolah unggul”. Di era zonasi, peserta didik perlu diberi perlakuan khusus dan motivasi ekstra sesuai dengan kebutuhan mereka oleh guru dan kepala sekolah.

Bila hal ini kita kaitkan dengan trending topic dalam dunia pendidikan saat ini yakni program merdeka belajar. Pada episode ke tujuh diluncurkan Program Sekolah Penggerak (PSP). Ciri sekolah penggerak adalah kepala sekolah yang mengerti tentang kepemimpinan pembelajaran, guru yang berpihak kepada peserta didik, peserta didik yang berjiwa profil belajar pancasila dan lingkungan yang mendukung proses pembelajaran.

Menarik dibaca