SPIRITSUMBAR.COM, Padang – Dampak ekonomi dari pandemi Covid-19 melanda hampir semua kalangan di Sumatera Barat (Sumbar). Salah satunya terhadap Asril Tanjung, penjual lontong di Bungus Timur, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kota Padang.
Sejak sekolah diliburkan karena pandemi Covid-19, Asril berhenti berjualan dan harus banting stir menjadi tukang ojek kampung. Penghasilannya hanya berkisar Rp25 ribu sehari. Kondisi itu membuatnya galau karena tak ada siswa sekolah, yang berarti tak ada juga ketupat yang dikuahinya.
Dalam kegiatan safari politik Nasrul Abit, Asril menyampaikan aspirasinya yang telah lama ia pendam. “Kalau bisa anak-anak masuk sekolah pak. Saya jual lontong di sekolah. Tak ada anak sekolah tak terjual lontong saya,” tuturnya, Selasa (3/11/2020).
Asril mengungkapkan bahwa sudah lebih dari empat bulan sekolah diliburkan. Selama itu pula ia harus berhenti berjualan. Sejak itu pula penghasilannya bergantung pada jasa ojek.
“Kami berharap sekolah mulai dibuka. Pendemi Covid-19 membuat saya dan masyarakat sengsara, Pak,” ujarnya.
Setelah mendengarkan curhat Asril, Nasrul Abit menjelaskan bahwa untuk membuka sekolah harus ada intruksi dan persetujuan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, apalagi untuk sekolah-sekolah di zona merah.
“Kota Padang ini kemarin zona merah. Jadi, sekolah belum bisa dibuka. Harus ada instruksi dari pusat baru bisa dibuka kembali,” tuturnya.