Alirman Sori mengatakan, hal itu menjadi amunisi bagi warga negara Indonesia. “Sosialisasi Empat Pilar ini bukan kegiatan politik, tetapi kegiatan lembaga negara. Pelaksanaannya boleh di mana saja, termasuk masjid,” katanya.
Pada sesi tanya jawab, beberapa peserta mempertanyakan terhadap kondisi kekinian dalam kehidupan bermasyarakat. Isu makin pudarnya rasa toleransi dan Amandemen yang dianggap kebablasan menjadi topik yang hangat dalam sosialisasi tersebut.
Ketua RT 01/RW 10 Kelurahan Banuaran, Herwaty Taher merasa toleransi sudah berada pada titik terendah. Mualaf yang berasal dari etnis Tionghoa ini berharap para senator harus mampu mencarikan solusi terhadap kondisi yang terjadi.
Hal paling menarik, salah satu peserta menuliskan pertanyaan melalui secarik kertas. Menurutnya, amandemen UUD 1945 sudah kebablasan. Malahan dia minta penjalasan pada Alirman Sori pihak yang bertanggungjawab atas perubahan yang telah menimbulkan dampak pada sistem ketanegaraan itu.
Berbagai pertanyaan dari peserta dijawab dengan lugas oleh Mantan Ketua DPRD Pesisir Selatan ini. Tokoh Nasional asal Sumbar ini menegaskan, sebagai RT mesti menghidupkan silaturahmi antar warga. “Tingkatkan rasa solidaritas dan jauhi sifat individualitas dengan melakukan berbagai pertemuan dengan warga,” ujarnya.