“Biasanya kondisi harga TBS di pabrik yang tidak stabil menjadi acuan tauke untuk menentukan harga, untuk saat sekarang ini tauke bisanya membeli dari petani dengan harga di bawah Rp1.000 per kilogram,” katanya.
Menurut Putra, bila Pemkab Pasaman Barat dan DPRD memilik taring atau keberanian, tentu akan mengeluarkan kebijakan yang membela rakyat, atau menekan kepada para agen maupun tauke agar jangan menurunkan harga seenaknya, apa lagi sampai di bawah Rp. 1000,-
Kami masyatakat sangat mengharapkan agar persoalan ini menjadi perhatian yang serius untuk segera diatasi oleh Pemkab, sebab aneh rasanya kejadian anjloknya harga terus berulang dan terus terjadi setiap tahun, apalagi di saat – saat menjelang datangnya Ramadhan dan menyambut Idul Fitri.
“Kini petani sudah resah dan menjerit, sebab saat -saat menjelang Ramadhan dan Idul Fitri biasanya kebutuhan hidup akan tinggi kenapa harga TBS kok turun drastis, ada apa? ” tanya Putra.
Berdasarkan data, saat in harga sawit di tingkat pengempul hanya berkisar Rp 800-Rp 900 per kilogran di daerah Pasaman Barat bagian utara. Sedangkan harga sawit di bagian selatan berkisar Rp900 – 1000 per kilogram.
Ketua DPRD Pasaman Barat, Parizal Hafni saat dikonfirmasi terkejut dan menyesalkan akan terjadi penurunan harga TBS di tingkat petani. Ia dalam waktu dekat mengatakan akan melakukan rapat khusus tentang turunnya harga yang meresahkan ini.