“Jadi tidak perlu lagi orang tua pelajar di Sawahlunto ini mengeluarkan biaya untuk seragam sekolah yang dipakai anak – anak di hari Senin, Selasa, Rabu dan Kamis. Kecuali ada untuk seragam tambahan lain, seperti seragam olahraga, memang belum bisa kita bantu,” ujar Rafki.
Sementara, terkait bahwa hanya pelajar SD/MI dan SMP/MTs saja yang dibantu oleh Pemko menyediakan seragam sekolahnya, dijelaskan oleh Kepala Dinas Pendidikan Sawahlunto, Asril bahwa hal tersebut dikarenakan untuk pengelolaan SMA/MA itu dibawah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Barat.
Selain dikarenakan memang anggaran terbatas.
Peserta didik baru di tahun ajaran baru 2019/2020 ini pada SD/MI sekitar 1.300 pelajar. Sementara pada SMP/MTs adalah sekitar 1.148 pelajar.
“Data ini kita landaskan pada jumlah pelajar yang tamat dari TK dan SD” kata Rafki.
Walikota Deri Asta mengatakan, dengan bantuan – bantuan seperti itu, diharapkan tidak ada pelajar Sawahlunto yang terkendala untuk bersekolah karena biaya membeli seragam dan lainnya.
“Kita upayakan, orangtua saat anak – anak mau masuk sekolah, tidak lagi dipusingkan biaya beli – beli baju segala macam” kata Deri.
“Jadi para orang tua, tak ada alasan terkendala biaya untuk menyekolahkan anak. Jika terkendala, sampaikan ke sekolah, ke Dinas Pendidikan, nanti kita upayakan bersama mencari solusinya. Seperti dari CSR Bank Nagari kemaren, itu disediakan untuk membantu pelajar dari keluarga kurang mampu yang terkendala biaya,” ujar Walikota berusia 45 tahun itu.(rni)