“Saya gak ada waktu untuk memasak lamang. Sebab untuk membikin lamang, butuh waktu dan cukup repot persiapannya. Jadi saya main praktis saja, “ ujar Sri Febriyanti, konsumen lainnya.
Lamang adalah makanan tradisional yang terbuat dari beras ketan yang dicampur santan, kemudian dimasukkan dalam daun pisang, yang dimasak dalam bumbungan bambu. Memasaknya dengan cara dibakar. jika pada hari biasa, dangannya hanya laku paling banyak 25 sampai 50 batang, namun menjelang ramadhan ini naik hingga 100 sampai 150 batang sehari. Harga per batang bambu lamang dijual Rp60 ribu.
“Saya sudah berjualan lamang ini sajak 29 tahun yang lalu. Dan memang menjelang puasa, pembeli meningkat. Kebanyakan mereka pelanggan saya juga selama ini. Tapi banyak juga yang baru, yang entah dari siapa mereka tahu tempat saya ini,” kata Asni, pembuat lamang.
Ada empat rasa lamang yang dibuat, yaitu rasa pisang, rasa gula, lamang ubi dan lamang putih. Lebih nikmat lagi jika dimakan dengan campuran tapai. di kawasan ini, hanya ada tiga rumah yang membuka usaha penjualan lamang. Dan ketiganya laris diserbu pembeli, menjelang Ramadhan ini. (dio)