PARIAMAN, SpiritSumbar.com – Desa Wisata Tungkal Selatan merupakan yang pertama di Kota Pariaman.
Desa wisata itu telah dikunjungi mendapat apresiasi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno.
“Keberadaan Desa Wisata di Tungkal Selatan sangat menarik untuk kita dorong. Kembangkan terus Pak Kades. Apalagi ini sudah mendapat apresiasi dari Menparekraf Sandiaga Uno. Tata kembali dan bersiaplah menunggu kedatangan perantau pada lebaran 1443 H,” ujar Anggota DPD RI H. Leonardy Harmainy Dt. Bandaro Basa S.IP., MH menyemangati Kepala Desa Tungkal Selatan dan jajarannya, saat berkunjung ke desa itu, Senin 25 April 2022.
Dikatakan Leonardy, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mengeluarkan aturan tentang prioritas penggunaan dana desa diantaranya mendirikan BUMDes. BUMDes disarankan Leonardy untuk mengelola objek wisata ini bekerjasama dengan kelompok sadar wisata (Pokdarwis).
Desa nantinya bisa menggunakan dana desa untuk melakukan penyertaan modal ke BUMDes. “Dengan penyertaan modal itu, artinya kan dana desa yang digunakan untuk mengembangkan objek wisata yang dikelola BUMDES tersebut. Hanya saja dengan pandemi covid-19 hal itu sulit dilakukan,. Jadi permohonan yang diajukan Pemerintah Desa Tungkal Selatan ke kementerian itu sangat tepat,” ungkapnya.
Desa wisata ini akan makin berhasil jika melibatkan masyarakat secara luas. Jika masyarakat merasakan manfaatnya bagi mereka tentu mereka akan mendukung. Sebagaimana pernah mereka tunjukkan untuk membangun Kantor Desa Tungkal Selatan sebelum ada dana desa.
“Pak Kades bisa memanfaatkan semangat gotong royong masyarakat Tungkal Selatan dengan sebaik-baiknya. Kalau desa wisatanya makin bagus, maka dukungan kementerian akan mudah merealisasikannya. Apalagi menteri telah memberikan apresiasi Desa Wisata Tungkal Selatan,” kata Ketua Badan Kehormatan DPD RI.
Menurut Leonardy, permainan sepeda gantung, flying fox yang ada saat ini perlu ditambah. Misalnya dengan adanya balon udara atau permainan lainnya.
Leonardy juga menyarankan BUMDes Tungkal Selatan Saiyo bisa mengarahkan jenis usahanya ke pemeliharaan walet juga. “Di depan lokasi desa wisata kan ada sarang walet. Artinya walet sangat layak dikembangkan di sini. Buat juga untuk jenis usaha BUMDes kita,” ujarnya.
Kades Tungkal Selatan, menyebutkan Desa Wisata Tungkal Selatan merupakan desa wisata pertama di Kota Pariaman. “Setelah ada desa wisata Tungkal Selatan baru bermunculan desa wisata lainnya. Desa kita termasuk pelopor untuk Kota Pariaman,” ujar Rahayadi Ningrat.
Rahayadi mengungkapkan bahwa desa wisata yang berada di Dusun Hulu Banda tersebut dianggarkan melalui Dana Desa Tahun 2019. Setelah terbentuk objek wisata itu, Pemerintah desa mengajukan permohonan kepada Kementerian Desa PDTT dan Kementerian Pariwisata untuk pengembangan selanjutnya.
Dalam permohonan tersebut telah dipaparkan rencana pengembangan selanjutnya beserta anggaran yang dibutuhkan untuk itu. “Kepada kementerian kita memberitahukan perihal memanfaatkan persawahan milik masyarakat yang ada di depan objek wisata. Di persawahan dibuat jalan setapak yang lebih baik dan lebar. Pada jarak beberapa puluh meter ada dangau tempat wisatawan menikmati alam,” ujarnya.
Dia mengatakan akan dibuat juga rumah makan kampung dengan menyajikan masakan kampung khas Pariaman. Mereka bisa dapat menikmatinya di pondok atau dangau tadi.
Ada atraksi membajak sawah, menanam padi hingga panen yang bisa dilakukan oleh wisatawan. “Kami buat perencanaan itu karena telah mencobakannya kepada pemuda-pemudi dari Malaysia yang tengah mengikuti pertukaran pemuda. Mereka berani bayar RM100 untuk merasakan sensasi membajak sawah, dengan kerbau, menanam padi dan lainnya,” ulasnya lagi.
Namun permohonan itu belum terealisasi karena pada tahun 2020 terjadi pandemi dan berlanjut hingga kini. Rahayadi mengharapkan fasilitasi Leonardy agar permohonan itu bisa direalisasikan.
Rahayadi menegaskan, setelah desa wisata ini terwujud dulunya, masyarakat pernah merasakan jual beli minimal Rp300.000 sehari. Warung-warung sepanjang jalan ke lokasi dan pedagang kaki lima merasakan manfaatnya. Namun setelah pandemi, warung itu tutup.
Dengan adanya penurunan Covid-19 saat ini, diharapkan masyarakat bisa kembali menikmati keberadaan desa wisata ini.
“Kami juga mohon fasilitasi, siapa tau bapak punya jalannya. Dulu kami memiliki balon udara yang dikaitkan di menara flying fox, tapi sekarang rusak. Kalau bisa kami memiliki balon udara yang melayang di atas hamparan sawah ini. Harga satuannya sekitar Rp100 juta,” ungkapnya.
Dia juga menginformasikan desanya juga telah memperoleh penghargaan di bidang pariwisata. Desa Tungkal Selatan meraih prestasi 5 besar GIPI Sumbar.
Tak lupa dia menambahkan bahwa dana desa sangat bermanfaat bagi desanya. Dan dia berharap besarannya ditambah agar bisa lebih bermanfaat. Dan minta kepada Leonardy agar menyampaikan keinginan mereka kepada pemerintah agar kepala desa dan perangkatnya mendapatkan penghargaan setelah masa bakti mereka berakhir.
Terkait dana desa di masa pandemi, Tungkal Selatan masih bisa melakukan pemberdayaan. Pemuda diberi pelatihan life skill. Juga dilaksanakan program padat karya tunai desa untuk pemeliharaan infrastruktur yang dibangun pada 2017-2018.
Hal ini patut disyukuri meski Dana Desa yang diterima tahun 2022 sebesar Rp783.767.000. Jauh menurun dibandingkan tahun 2021 yang mencapai Rp1.181.931.000. “Kami masih bisa memberikan BLT Dana Desa kepada 102 KK atau kelompok penerima manfaat. Hampir sama dengan tahun lalu yang 103 KPM,” tambahnya.
Untuk ketahanan pangan dilaksanakan pembangunan jalan usaha tani dan budidaya lele. Sementara untuk penanganan Covid-19 akan dilaksanakan vaksinasi massal.
Usulkan Penguatan Nilai Kebangsaan
Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Tungkal Selatan, Prialdi menyampaikan harapannya kepada Leonardy, agar kepala desa dan badan permusyawaratan desa diberikan penguatan tentang nilai-nilai kebangsaan. Pemahaman mereka harus ditingkatkan.
“Diharapkan kepala desa dan BPD mendapatkan kesempatan pula menjalani pelatihan di Lemhanas. Bisa juga pelatihan oleh Lembaga terkait lainnya. Penguatan tentang nilai-nilai kebangsaan ini perlu dilakukan demi melihat perkembangan saat ini,” ungkapnya.
Prialdi juga menitip pesan agar ada penambahan pasal-pasal di Undang-undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa. Tambahan itu menyangkut tunjangan purna bakti untuk kepala desa dan BPD. Juga tunjangan bagi perangkat setelah menyelesaikan pengabdiannya di usia 60 tahun nanti.
Perlu juga diperhatikan katanya, peningkatan Bumdes dan Lembaga-lembaga desa. Menurut Prialdi, selama ini Bumdes hanya menekankan tentang operasional Bumdes. Sementara gaji atau insentif bagi pengelola Bumdes tidak ada pengaturannya.
Sementara untuk lembaga desa tidak ada diatur anggaran khusus untuk operasionalnya. Untuk membantu operasional LPM pernah dianggarkan oleh Pemko Pariaman. Namun akhirnya jadi temuan, sehingga tidak boleh dianggarkan lagi. (*)