Rusunawa Sebagai Wadah Ekonomi Sosial Budaya

oleh

Salah satu kota yang mengagumkan  dalam mengendalikan laju perkembangan pisik kotanya adalah  Kyoto, kota turis teramai kedua di Jepang setelah Tokyo.  Kota ini berdiri 794 M dan kini berpenduduk  1 juta lebih, tapi 60 % lebih dari  4.612,71 km² luas daratannya  berufa hutan, plus  tamantaman indah di banyak tempat dan lahan agraris.

Di Indonesia,  adalah  Kota Padangpanjang Sumatra Barat, diantara sedikit kota tua  yang masih punya  sedikit hutan  dan areal pertanian. Di segi areal pertanian,  kota kecil  23 KM2 ber penduduk 52.500 jiwa ini masih punya sawah 630  Ha, plus sedikit lahan tegalan. Dari sisa sawah 630 Ha itulah kota ini masih bisa swasembada beras lewat pola tanam ratarata 2,5 kali musim tanam pertahun.

Untuk  menimalisir alih–fungsi lahan pertanian ke depan, Pemerintah Kota (Padangpanjang lewat Perda RTRW No. 3/2013 sudah mematok 583 Ha sawah  jadi areal pertanian berkelanjutan.  Sejalan itu Pemko juga mulai memprogram pembangunan Rusunawa  untuk masyarakat berenghasilan rendah (MBR).

Pada 2017 datang, misalnya, ada  dua program pembangunan Rusunawa di Kota Padangpanjang. Pertama, program  Kementerian PUPR dengan sumber dana APBN   sejalan  memenuhi permohonan Pemko Padangpanjang. Kedua,  program dari Pemko sendiri  dengan sumber dana APBD.

Menarik dibaca