Kini, dari 1970 ke 2000-an ini saja, fasilitas umum seperti lapangan bola kaki sudah 3 unit yang raib. Hal serupa juga terjadi pada banyak lapangan bola voli dan takraw, serta beberapa areal pasar ternak. Sebab, tanahnya beralih-fungsi jadi alternatif lokasi pembangunan perumahan, kantor, sekolah dan dunia usaha.
Solusi, ke depan pola rancang bangunan di Padang Panjang perlu bertingkat (vertikal), bukan ke samping (horizontal) lagi. Pemenuhan kebutuhan rumah warga, misalnya, dibangun Rusunawa atau Rusunami (rumah susun hak milik) untuk warga ekonomi menengah ke bawah, dan apartment (ekonomi menengah ke atas).
Begitu pula perkantoran, sekolah/perguruan tinggi, perhotelan dan pertokoan perlu dibuat bertingkat dilengkapi basement. Untuk menunjang keindahan pada gedung dan oksigen bagi pemakai/pengunjungnya, sisakan lahan untuk taman dengan tanaman pohon, tanaman hias dan rumput.
Terkait bangunan gedung di Kota Padang Panjang, Abdul Hakam, pakar geoteknologi dari Unand Padang, pernah mengungkap ke media, di Padang Panjang bisa membangun sampai di atas 10 lantai. Syaratnya, bangun sesuai petunjuk ilmu konstruksi modern, kata Hakam, putra Padang Panjang yang meraih S3 geotek di Australia itu.(jym/yet).–