RPP Satu Lembar

oleh

Karena itu, jika seorang guru mengajarkan seluruh materi yang dijabarkan pada RPP dan melaksanakan pelajaran dengan mengikuti prosedur yang tercantum pada RPP, kita akan memberi evaluasi bahwa pelajaran tersebut sukses.

Sebaliknya, jika seorang guru tidak dapat mengajar dengan mengikuti RPP, kita akan selalu memberi evaluasi bahwa pelajaran itu tidak sukses. Di sini, sebuah RPP dianggap sebagai otoritas mutlak yang harus diikuti. Hal ini dikarenakan adanya keyakinan yang kuat bahwa jika perencanaan dibuat, maka perencanaan itu harus diikuti. Karena jika tidak, buat apa kita membuat perencanaan.

Pendapat ini sangat logis dan digunakan secara luas oleh banyak sektor sosial, khususnya dalam pengembangan industri modern selama abad ke-20, terutama untuk memproduksi barang dengan kualitas yang sama sebanyak mungkin dalam waktu yang terbatas.



Pekerja diminta untuk secara ketat mengikuti petunjuk kerja untuk memproduksi barang dengan kualitas yang sama. Petunjuk yang digunakan pada sistem semacam itu dapat digunakan pada daerah manapun oleh siapapun. Maka hanya dengan mengikuti petunjuk tersebut, semua orang dapat memproduksi barang yang sama dengan kualitas yang sama.

Namun, pelajaran bukanlah barang yang diproduksi dalam jumlah besar. Pelajaran bukanlah kegiatan yang dilaksanakan secara otomatis dan mekanis. Namun lebih merupakan kegiatan yang dinamis dan kompleks yang tidak dapat dipastikan dengan sejumlah kerangka kerja atau peosedur.



Pelajaran yang sama tidak akan bisa diproduksi ulang, bahkan jika guru yang sama melaksanakannya pada situasi yang sama. Hal ini karena targetnya adalah siswa yang secara konstan meningkat dan tumbuh hari demi hari.

Menarik dibaca