Saat itu, ujarnya, ada pengusaha yang baru bangkit dari keterpurukan ingin berbagi rezeki untuk anak yatim. “Herwaty yang dulunya wartawan saya di Tabloid Publik, telepon saya. Maka saya ajak dan langsung dia setujui untuk berbagi saja dengan anak yatim yang ada di Banuaran ini,” ujarnya.
“Usai penyerahan santunan yang pertama itu, Herwaty mengaku mereka ada perkumpulan Rumah Gadang Basamo yang terdiri para alumni SMA 1 Padang tamatan 1987. Maka saya usulkan, program ini berlanjut dan dilakukan setiap ba’da Shalat Jumat. Bak gayung bersambut, Herwaty menyambut baik. Maka kami sepakat untuk memberi nama program ini dengan Jumat Berkah Berbagi atau JBB,” ujar praktisi pendidikan ini.
Saribulih menambahkan program JBB terus dikembangkan dengan menggandeng beberapa lembaga dan perorangan. “Selain RGB kita juga berupaya mendapatkan sumber lain. Bahkan beberapa lembaga yang ikut membantu diantaranya, Dompet Dhuafa Singgalang, Laznas Rumah Yatim dan Jaringan Pemred Sumbar.
Malahan sampai saat ini, salah satu keluarga yang baru kehilangan sumber pencari nafkah terus dibantu dan dibina oleh Laznas Rumah Yatim,” ujarnya
“Suksesnya semua program ini tak terlepas dari dukungan para donatur. Baik donatur tetap maupun spontan. Termasuk para jamaah dan bapak ibu sekalian yang terus mensuport demi anak yatim yang ada di sekitar kita,” ujarnya.