“Nah, dari 6 destinasi prioritas ini, tiga destinasi yang ditawarkan Rp 39 triliun itu telah memiliki proyek-proyek ready to offer,” bebernya.
Meskipun demikian lanjut Thom, 5 destinasi lainnya juga tak kalah menarik dari 3 destinasi yang siap ditawarkan tersebut. “Misalnya saja Padang yang memiliki destinasi tak kalah cantik, indah dengan lokasi lainnya di Indonesia. Ini juga pantas untuk segera dikembangkan. Apalagi, Sumbar juga sudah kian berbenah dan menggenjot potensi pariwisatanya,” kata Thom.
Senada dengan itu, Menteri Pariwisata RI, Arif Yahya menyebutkan, potensi pariwisata Indonesia tidak bisa dianggap enteng. Bahkan, potensi devisa dari sektor pariwisata diperkirakan mencapai Rp 260 triliun dan menjadi sektor kedua sebagai penyumbang devisa terbesar.
Dengan begitu, sektor pariwisata akan menjadi penghasil devisa terbesar di Indonesia pada masa mendatang. “Terpenting itu, prioritas kita adalah menyiapkan Atraksi, Amenitas atau sarana dan prasarana, dan Aksesibilitas (3A). Terutama untuk 10 ‘Bali baru’ yang terhampar di danau Toba hingga ke Maluku Utara,” kata Arif.
Arief menilai, investasi sangat diperlukan dalam sektor pariwisata. Sebab, hal itu tidak sekedar menunjukkan kepercayaan dunia usaha terhadap pertumbuhan yang dicapai sektor usaha. Namun, juga menjadi game changer ditengah persaingan negara-negara dalam menarik wisatawan.