“Itu nama kuda-kuda top ayah. Yang menjadi saingan beratnya adalah kuda-kudanya Presiden Soeharto, salah satu namanya Maruto. Saking hobinya berkuda, orang dulu memanggil ayah saya Profesor J Moenek lantaran dirinya yang mengerti dan pintar sekali soal kuda.,” ujarnya
“Karena ayah itu dokter hewan. Dia melatih dan merawat sendiri kuda-kudanya. Jadi kalau orang-orang mau beli kuda bagus, pasti bertanya pada ayah saya. Kalau ada kejuaraan berkuda di dalam dan luar negeri, J Moenek tampil sebagai sponsor,” ujarnya
“Nah, tentang tradisi pacu kuda ini, saya tadi sudah katakan pada Ketum PP Pordasi, Ibu Triwatty Marciano, agar tradisi pacu kuda ini agar terus digelorakan. Banyak daerah-daerah di Indonesia yang telah menggelar budaya pacu kuda dalam setiap pesta adat. Terutama di Sumatera Barat, hampir di setiap daerah punya gelanggang pacu kuda.” Kata PJ Gubernur Sumatera Barat 2015-2016 ini.
Mantan Kapuspen/Jubir Kemendagri ini lebih lanjut berkata, “Pacu kuda ini hendaknya menjadi perhatian. Berkuda ini memang olah raga mahal, biaya pemeliharaannya tak sebanding dengan pemasukan. Ini tantangan kita bersama, bagaimana aktifitas berkuda ini dapat hidup dan semarak lagi sehingga dapat menguntungkan masyarakat, pengusaha, dan para atlit berkuda.”