Setelah melakukan beberapa kali pendekatan, akhirnya peserta demo mau juga diajak berunding. Mereka mau berunding karena peserta demo dikutkan dalam perundingan.
Salah seorang perawat yang tak mau menyebutkan namanya mengataka, pihaknya mencurigai adanya ketidaksesuaian soal pembagian jasa pelayanan yang terus menurun dari waktu ke waktu tanpa adanya penjelasam dari pihak manajemen.
“Sampai Mei 2019, masih aman. Perawat dan bidan menerima uang pembagian jasa pelayanan sesuai standar,” ujarnya
Dikatakannya, untuk Mei 2019, uang pembagian pelayanan jasa pelayanan dan lainnya menurun drastis, rata-rata turun sekitar 1 jutaan. Hal serupa juga terjadi bulan berikutnya,
“Biasanya saya menerima uang jasa pelayanan Rp 4 juta, sekarang hanya Rp 900 ribu saja. Pada hal penambahan bidan dan perawat baru hanya 30 orang saja. Kemi menilai penurunan uang jasa pelayanan tak berbanding lurus dengan penambahan pegawai,” katanya.
Ditambahkannya, sekitar Oktober 2019, bidan dan perawat juga sudah melakukan aksi serupa, namun tidak digubris pihak manajemen rumah sakit.
Sementara itu, Kepala RSUD Mohammad Natsir, Basyir Busnia mengatakan, pihaknya akan mengklarifikasi soal tuntutan yang disampaikan oleh perawat dan bidan RSUD M. Natsir. “Pihak manajemen terbuka soal keuangan rumah sakit, ini hanya perbedaan persepsi saja. Nanti akan kita jelaskan pada seluruh perawat dan bidan, mereka bisa hitung sendiri,” ujarnya.