Sementara, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Banuaran, Kamil Togo sayang menyanyangkan kejadian ini. Menurutnya, sejak pabrik PT. KLG ini beroperasi di kelurahan Banuaran dari tahun 1980, baru kali ini pemuda,masyarakat dan tokoh masyarakat tidak dihargai.
“Ini bukan masalah uang THR yang nilainya tidak seberapa. Akan tetapi karena masyarakat kita sudah tidak nyaman lagi dengan manajemen PT. KLG ini,” ujarnya.
“Kita semua tahu bahwa kampuang kita sudah termasuk zona merah. Akan tetapi kita semua hanya bisa melihat tapi tdk bisa berbuat, karena ulah manajemen perusahaan ini,” ujarnya.
Kamil Togo menambahkah, masyarakat Banuaran sudah sangat baik terhadap PT KLG. Karena, tidak ada satupun CSR yang mengalir ke masyarakat Banuaran, kecuali hanya THR dalam sekali setahun dengan jumlah tidak seberapa.
“Malahan, di masa pandemi covid-19 ini, PT KLG tidak pernah berpartisipasi pada masyarakat. Artinya, kepedulian pada masyarakat Banuaran tidak ada sama sekali. Padahal, masyarakat hampir setiap mendapatkan dampak bau menyengat karena pencemaran udara dari pabrik,” ujarnya.
Selanjutnya >>> Ini Penyebab Pemuda Banuaran Serbu PT KLG