Diantara permasalahan yang terjadi adalah ketidaktersediaannya perangkat Hand Phone/Android oleh guru maupun peserta didik secara menyeluruh. Keterbatasan jaringan internet, kesiapan dana untuk membeli paket internet, sulitnya berkoordinasi antara guru dengan peserta didik, kesulitan dalam mengontrol dan mendisiplinkan peserta didik dalam belajar dan masih banyak lagi yang lainnya.
Ditambah pula jika dikaitkan dengan keadaan ekonomi orangtua peserta didik saat ini, tentu akan menambah pengeluaran biaya dan beban ekonomi keluarga. Sementara pada saat ini mereka sudah banyak yang tidak bekerja atau diberhentikan karena perusahaannya sudah banyak yang gulung tikar.
Sebagai muara dari semua itu mereka lebih banyak berdiam diri di rumah (stay at home) tanpa ada uang masuk untuk menopang kehidupan keluarganya.
Kita bisa bayangkan pada saat ini, seandainya ada saja tiga orang anak dalam sebuah keluarga yang sedang berusia sekolah yakni untuk jenjang SD, SMP, dan SMA/SMK. Seorang kepala keluarga harus mengeluarkan uang berapa juta rupiah untuk membeli tiga buah Hand Phone untuk memfasilitasi anaknya supaya bisa belajar secara online. Ditambah lagi pengeluaran untuk pembelian paket internet.
Pembelian paket internet akan dilakukan setiap bulan agar anaknya bisa belajar, berapa biaya yang harus dikeluarkan setiap bulannya oleh orangtua. Pengeluaran sebesar ini akan lebih terasa sekali bagi masyarakat golongan menengah ke bawah. Apalagi bagi mereka yang bekerja secara serabutan untuk bisa mendapatkan uang dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup rumah tangganya, pagi makan sore tiada.