Kakansar Mentawai, Rudi melalui Kasi Sumda, Zulfahmi menuturkan, materi yang diberikan kepada peserta ini, berupa teori dan praktek.
Untuk teori dilakukan selama tiga hari. Sedangkan praktek lapangan juga tiga hari yang berlokasi di perairan Mapadeggat.
Materi teori yang dilaksanakan ini, pihaknya membagi kelompok peserta. Dengan tujuan agar tersampaikan kepada personel masing-masing.
“Setiap personel harus melakukan uji coba, melatih dan menguji teori materi yang di sampaikan instruktur untuk di lakukan di lapangan” sebutnya kepada media, Selasa (26/9/2023).
Materi pelatihan ini meliputi pengenalan pertolongan pertama, bagaimana menilai korban, bagaimana mengevakuasi korban dalam pemindahan darurat. Kemudian peserta juga diperkenalkan alat-alat apung.
Nah, kalau korban yang ditemukan patah tulang juga di kenalkan dengan cara bidai jelang di rujuk ke rumah sakit yang akan di tangani oleh ahlinya.
Dikatakan, ketika nanti ada kejadian korban patah tulang. Kalau tidak ada peralatan bidai bisa menggunakan peralatan yang ada di sekitar kejadian. Seperti pelapa pisang, pelapa sagu atau yang lainnya.